Berangkat dari Bandara Soekarno Hatta menggunakan GA
890 pukul 22.45 dan tiba di Bandara Capital Beijing pukul 06.45, suhu udara
saat itu hanya 6⁰ C lumayan
adem bagi yang biasa hidup di Cirebon yang selalu keringetan, padahal bulan
Oktober sudah masuk musim gugur apalagi kalau berangkatnya di musim dingin gak
kebayang deh gimana rasanya, mungkin malas keluar ruangan.
Dengan jadwal yang sangat mepet di hari pertama keluar bandara langsung
naik bus menuju restoran Shun Chao Long di dekat lapangan Tian An Men, lumayan
setelah sarapan badan jadi hangat....kemudian berjalan kaki sekitar 15 menit
menuju lapangan Tian An Men.
Tiba di Bandara Internasional Capital Beijing |
Lapangan Tian An Men : lapangan yang memiliki luas sekitar 440.000 m² itu di
hari Minggu sangat ramai pengunjung (lapangan seluas gitu masih tetap berjubel)
di sebelah selatan lapangan terdapat Mausoleum yang di dalamnya terdapat jenazah ketua Mao Zedong yang diawetkan,
melihat antrian yang sangat panjang di depan mausoleum pasti dibutuhkan waktu
berjam-jam untuk bisa dapat kesempatan masuk, melalui under pass dari lapangan
ke arah utara bisa langsung menuju Kota Terlarang.
Suasana di Lapangan Tian An Men |
Mausoleum |
Lepas tengah hari sebelum makan siang mampir di toko pernak-pernik dan perhiasan dari giok dan mutiara, setelah mendapatkan penjelasan macam-macam kualitas dari giok dilanjutkan dengan lihat-lihat koleksi yang ada dengan variasi harga dari 20 sampai ribuan RMB........saking banyak yang keasyikan belanja karena dapat discount akhirnya jadwal makan siang jadi mulur sampai pukul 14.30 (ret ngaret).
Great Wall : walaupun sampai di tembok
raksasa ini sudah sore dan mulai sepi pengunjung tapi tetap tidak bisa
menghilangkan kehebatan pesonanya,.....ditemani udara yang mulai dingin satu
demi satu tangga batu dilalui menuju tempat yang tinggi untuk melihat
pemandangan yang indah di bawah.
Setelah puas foto-foto dan suasana mulai gelap waktunya kembali ke kota
Beijing Sebelum makan malam sempat mampir ke pabrik obat-obatan China yang
cukup terkenal Bei Jing Bao Shu Tang Sci-Tech
Pharmaceutical Co Ltd yang mengagumkan adalah obat luka bakarnya yang bernama
Bao Shu Tang, saat itu sang peraga menyentuh besi membara kemudian tangannya diolesi
dengan obat tersebut, tak sampai 15 menit tangannya sudah kembali seperti semula,
tak berbekas sama sekali, minyak gosok dan koyonya juga cukup laris sampai alat
untuk kerokan pun ada.
Selesai dari pabrik obat-obatan dilanjutkan umakan malam “ Bebek Peking”,
daging bebeknya diiris-iris dan cara makannya dibungkus pakai seperti kulit
lumpia lumayan enak.....
Akhirnya perjalanan hari pertama di Beijing selesai saat tengah malam
sampai di Hotel Baihuan.
Hari
kedua :
Setelah
terlelap tidur saking lelahnya, memulai hari kedua di Beijing dengan sarapan di
Hotel, menu makanan hampir semua terasa aneh di lidah........
Beijing South Railway
Station merupakan salah satu stasiun
kereta api yang ada di kota Beijing, dengan arsitekstur modern dan indah.
Setelah
berkeliling melihat kondisi stasiun dan pelayanannya dilanjutkan dengan mencoba
kereta api cepat menuju Tian Jin pp, dengan kecepatan rata-rata 291 km/jam
Beijing-Tian Jin hanya ditempuh kurang dari 30 menit.
Sesampainya di Beijing kembali langsung mencoba kereta subway ke stasiun Taoranting yang ditempuh kurang dari 5 menit.
Silk Market tempat belanja mirip pasar Tanah Abang ini
sangat ramai dipadati oleh turis, disini dijual berbagai macam kaos, tas,
jaket, sepatu, souvenir dll.
Tawar
menawar di pasar ini sangatlah mengasyikkan sampai mulut berbusa, karena
biasanya harga yang mereka buka sangatlah tinggi tapi harga beberapa barang
bisa didapat sampai dibawah 10% dari harga yang ditawarkan, seperti souvenir
keramik yang ditawarkan 530 RMB jadinya hanya 20 RMB, harga tas perempuan dari
1.200 RMB bisa sampai 50-100 RMB, walaupun biasanya disertai umpatan-umpatan
dari penjaga toko ketika kita nawar sangat jauh dari harga pembukaan mereka
tetapi gak usah dimasukin hati anggap saja selingan di negeri orang
heheehehhe.....
Sebelum
makan malam menonton pertunjukkan akrobatik yang dimulai pukul 19.30,
pertunjukkan selama lebih kurang satu jam cukup menghibur.
Hari
ketiga:
Berangkat
dari Beijing South Railway Station pukul 08.05 menggunakan kereta api cepat
menuju Shanghai dengan waktu tempuh 4 jam 50 menit, suhu udara terasa panas
mencapai 26 ⁰C .
Tempat
pertama yang dikunjungi adalah pabrik sutera, di sana disuguhi peragaan busana,
penjelasan tentang siklus hidup ulat sutera, tata cara pembuatan sutera dari
mulai kepompong sampai menjadi kain sutera yang cukup mahal harganya.
The Bund : sebuah tempat wisata
yang sangat ramai dikunjungi di saat menjelang sore dengan pemandangan yang
hebat melihat dua wajah kota Shanghai di satu sisi banyak sekali bangunan bersejarah
berarsitektur eropa kuno yang dipakai
perkantoran seperti HSBC, Bank of China dll berhadapan dengan dermaga sepanjang
tepi Sungai Huangpu, dari dermaga kita juga bisa melihat ke arah seberang sungai
di sana terlihat Shanghai Oriental Pearl Tower dan gedung-gedung tinggi modern lainnya.
Shanghai Oriental Pearl TV
Tower :
bangunan yang mempunyai tinggi 468 meter ketika malam hari dari atas bisa
melihat keindahan kota Shanghai, juga bisa melihat perahu-perahu yang dihiasi
lampu yang indah menyusuri sungai Huangpu.
Yu Yuan Garden : katanya tempatnya
sangat bagus, berhubung waktu sudah malam kami tidak sempat masuk dan hanya
mengunjungi pasar di depannya saja, pasar tersebut dipenuhi bangunan bergaya
jaman dinasti Ming, suasana hampir mirip dengan Silk Market di Beijing walau final
price tidak se ekstrim di sana, tetap saja kita harus nawar dan tahan umpatan
dari penjaga toko hehehehehe.
Hari
terakhir
Dari
hotel sudah berangkat menuju Shanghai Hongqiao Railway Station pukul 06.00
diiringi hujan gerimis, menggunakan kereta Maglev berangkat pukul 08.30 sampai
di Bandara Pudong Shanghai sekitar 10 menit, lanjut dengan pesawat GA 895
pulang kampung.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar